Sabtu, 11 Februari 2012

Guru pahlawan pendidikan


GURU PAHLAWAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
Dimuat di Harian Suara Pendidikan Jakarta

OLEH : Dr. MURNARIA MANALU
GURU SMP NEGERI 216 JAKARTA

Dua peristiwa bersejarah yang hampir berdekatan telah berlalu di Indonesia, yang pertama tanggal 28 Oktober sebagai Hari Sumpah Pemuda, dan tanggal 10 November Hari Pahlawan. Ke dua moment penting ini, perhatian masyarakat sepertinya tidak semeriah perayaan hari Kemerdekaan RI. Bahkan di banyak sekolah hari penting bagi bangsa Indonesia ini tanpa upacara bendera resmi. Upacara untuk dua hari penting ini hanya dilakukan oleh para karyawan Pegawai Negeri Sipil dan kantor-kantor pemerintah yang telah melaksanakan upacara khusus pada tanggal tersebut, pada pagi hari. Padahal ada makna terdalam yang dapat dipupuk dari dua peristiwa ini, terlebih bagi dunia pendidikan, karena melalui peristiwa heroik ini yaitu dijadikan momentum untuk membangkitkan semangat untuk meningkatkan mutu bangsa Indonesia yang semakin rendah saja.
Hasil pengumuman Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia dari UNDP tahun 2011, hanya sebesar 0,617 Negara Indonesia menempati peringkat ke 124 dari 189 negara. Posisi Indonesia pada tahun 2010, berada pada urutan ke 108 dari 169 negara. IPM 2011 ini menggunakan indikator penilaian dari kemampuan daya beli masyarrakat ( in come perkapita yang dihitung dalam dollar Amerika Serikat hanya 3.716 $), tingginya tingkat harapan hidup 69,5 tahun (life expectancy at birth), angka harapan anak usia sekolah 13,2 tahun (expected year of schooling) serta rata-rata anak mengenyam bangku pendidikan hingga penduduk usia di atas 25 tahun hanya 5,8 tahun (means years of schooling), dan tingkat kesehatan, serta pertumbuhan ekonomi negara.
Mengapa posisi IPM Indonesia sejak tahun 1980 hingga tahun 2011 lebih rendah diantara sesama anggota Asia, dan negara Asean, Indonesia jauh di bawah Singapura (0,866), Brunei Darussalam (0,838), Malaysia (0,761), Thailand (0,682), dan Filipina (0,644)? Tentu hal ini memerlukan perhatian lebih dan perbaikan terus telah-menerus yang diusahakan oleh semua pihak baik pemerintah, terlebih para guru dan dosen yang merupakan ujung tombak peningkatan mutu bangsa, karena mereka adalah sebagai pelaksana program pendidikan.
Langkah-langkah yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan IPM Indonesia ini adalah dengan mempersiapkan dan mengimplementasikan Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) tahun 2011-2025 yang diprakarsai oleh Presiden Indonesia Bapak Dr. Susilo Bambang Yudhoyono pada bulan Mei 2011 yang berisi enam wilayah koridor ekonomi, penguatan konektivitas nasional melalui sinkronisasi rencana aksi nasional dan pengembangan setiap koridor ekonomi yang terpadu (center of excelence economic).
Namun apakah langkah kongkrit yang dapat dilaksanakan oleh para pendidik di seluruh tanah air kita guna meningkatkan mutu anak bangsa. Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) di Indonesia juga telah melaksanakan berbagai program diantaranya meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) pada semua jenjang pendidikan mulai pendidikan dasar dengan program wajib belajar sembilan tahun, di tingkat sekolah atas dan kejuruan (SMA/SMK) hingga perguruan tinggi berusaha meningkatkan kualitas anak bangsa. Serta mempersiapkan tenaga pengajar yang ahli dibidangnya secara merata di seluruh wilayah Indonesia dengan berbagai program kerja sama Pemerintah Daerah dengan Perguruan Tinggi guna memenuhi kebutuhan guru di daerah terpencil.
Para pelaksana pendidikan yang bermutu dan profesional sangat wajar kalau mereka disebut “ Pahlawan Peningkatan Mutu Pendidikan.” Karena melalui aktivitas para guru yang berkualitas dan profesional dibidangnya tercermin perilaku positif yang selalu mau berusaha dan bersedia memberikan pembelajaran bermakna di dalam kelas maupun di luar kelas. Saat mengajar guru yang disebut pahlawan ini akan dengan senang hati menggunakan beragam metode dan media yang dapat mempermudah para siswanya memahami materi ajar yang disampaikannya. Selalu meningkatkan motivasi belajar para siswanya agar mereka mau belajar dengan sungguh-sungguh. Bersedia mendidik siswanya dengan beragam latihan soal dan membimbingnya mengerjakan tugas-tugas guna meningkatkan pemahaman terhadap materi ajar yang sesuai dengan keahlian dan kompetensinya.
Agar guru yang disebut pahlawan peningkatan mutu pendidikan ini senantiasa tersedia, tentu dibutuhkan kesediaan pemerintah khususnya Kemdiknas yang sungguh-sungguh melalui penyediaan pembiayaan yang memadai dengan pemberian beasiswa kepada para guru yang potensial untuk meningkatkan pendidikan formalnya ke jenjang S 2 ataupun S3. Melalui seleksi yang ketat dan bebas KKN dari Kemendiknas dapat menjaring para guru yang berkualitas untuk didik dan dilatih menjadi mentor atau menjadi motor penggerak bagi sesama teman pengajar melalui pertemuan MGMP baik di tingkat Provinsi, Kabupaten, Kecamatan maupun tingkat sekolah yang sesuai tugas dan keahliannya studinya.
Karena selama ini Kemendiknas hanya lebih memberikan kesempatan dan kemudahan serta fasilitas bagi para pegawai administrasinya di tingkat pusat dan dosen perguruan tinggi untuk meningkatkan pendidikan formalnya ke pasca sarjana di berbagai perguruan tinggi ternama baik didalam negeri maupun luar negeri dengan bantuan beasiswa penuh, sementara untuk tenaga guru pendidik di tingkat guru sekolah dasar sampai menengah sangat minim, atau apakah dianggap guru sekolah dasar atau sekolah menengah hanya cukup Program Strata 1 saja. Padahal di negara maju konon katanya Doktor dan Professor juga mengajar di sekolah dasar dan menengah.
Sebaiknya Kemendiknas segera memberikan kesempatan yang luas kepada para gurunya untuk melanjutkan pendidikan formalnya ke program Strata 2 dan Strata 3 melalui peningkatan kualitasnya diperguruan tinggi negeri dan luar negeri. Kemudian setelah tammat guru yang terdidik ini disebarkan di berbagai wilayah yang disesuai dengan ratio kebutuhan daerah dan jumlah gurunya, jadi tidak tertumpuk di Pulau Jawa saja. Guru yang telah dididik ini tentunya dapat menjadi pakar atau ahli dibidangnya di daerah dimana dia bertugas. Ia wajib getok tular keilmuannya kepada sesama tenaga pendidik didaerahnya secara berkala pada hari-hari pertemuan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).
Bila hal ini dapat diimplementasikan, maka para tenaga guru yang sudah dididik dan terlatih di perguruan tinggi ini akan menjadi suatu kekuatan besar, yang sangat bermanfaat untuk kepentingan bangsa Indonesia bukan hanya untuk kepentingan masa sekarang tetapi juga pada masa yang akan datang untuk peningkatan mutu siswa yang tersebar di pelosok tanah air.
Guru yang berkualitas dan profesional, serta memiliki dedikasi tinggi saat melaksanakan tugasnya tentu sangat dibutuhkan oleh negeri ini, Diharapkan mereka selalu bersedia mengaplikasikan ilmunya guna meningkatkan kompetensi para siswanya dengan motivasi tinggi karena akan menjadi pahlawan peningkatan mutu pendidikan.
Para guru honor di seluruh wilayah Indonesia yang yang telah bersedia membaktikan dirinya, walaupun terkadang gaji yang diterimanya sangat minim, bahkan lebih rendah dari gaji pembantu rumah tangga mereka ini juga pantas menjadi pahlawan peningkatan mutu bangsa. Para guru yang selalu bersedia dengan senang hati meningkatkan kompetensi para siswanya dengan optimal walaupun gajinya terlambat. Para guru yang benar-benar berbakti untuk negeri dengan baik adalah pantas menjadi pahlawan peningkatan mutu bangsa, walau terkadang suka dipelesetkan dengan julukan: ” pahlawan tanpa tanda jasa,” biarlah yang penting bakti kita akan dikenang oleh anak bangsa ketika mereka telah menjadi pelaku ekonomi dan pejabat di negeri ini sekaligus menentukan penilaian IPM yang ada sekarang ini.

Tidak ada komentar: